....pamer, cerita dan berbagi.....

Rabu, Juli 02, 2008

Ketiga?

"Cinta juga tak bisa lepas dari gangguan pihak ketiga. Sejujurnya, sayalah pihak ketiga itu. Saya yang agresif, yang mampu meluluhlantakkan keamanan sebuah negeri cinta orang lain. Ilustrasinya bisa seperti ini. Kalau seseorang sudah memiliki kartu kredit yang dikeluarkan Bank A, misalnya, apakah Anda berpikir Bank B atau Bank C diam saja dan tak mengganggu? Mereka akan berusaha terus merayu, bahkan setelah dijelaskan seseorang tak berniat punya kartu kredit baru.

Sama seperti Bank B, saya adalah pengganggu ketenteraman cinta orang lain. Itu mengapa kami berselingkuh, karena pacar saya sebagai pemegang kartu kredit Bank A tak tahan melihat godaan yang saya tawarkan. Maka, tak heran ada orang yang sampai punya kartu kredit sepuluh buah atau lebih. Sebagai pihak pengganggu, saya tak hanya berniat ia memiliki kartu kredit baru dari Bank B, tetapi mengakuisisinya. Tutup kartu kredit di Bank A selamanya."

Kutipan di atas saya ambil dari tulisan Samuel Mulia di Kompas, 29 Juni 2008. Entah kenapa saya suka sekali bagian ini, apakah karena merasa diingatkan atau ada sesuatu yang mewakili diri sendiri. Saya bukanlah bank B seperti digambarkan di tulisan di atas, bukan sehebat itu kalau menurut saya sendiri. Tapi lebih tepat sempat memiliki ambisi seperti bank B, berniat merayu seseorang yang sudah memiliki kartu kredit di bank A, tapi dengan kondisi yang tidak cukup hebat untuk melancarkan rayuan. Konyol memang karena akhirnya hanya berhenti di tempat dan bermimpi.

Saya juga pernah mendengar sebuah teori, yang saya sendiri sudah lupa dari mana asalnya bahwa sesuatu akan lebih menarik ketika sudah dimiliki orang lain atau orang lain juga berniat memilikinya. Lalu bila dikaitkan dengan ilustrasi berupa analogi di atas, rasanya memang cocok. Kalau seseorang menjadi tertarik untuk memiliki hanya karena hal itu sudah dimiliki orang lain, dan akan semakin berambisi ketika terjadi persaingan dalam rebut merebut ini. Apakah itu perilaku dari orang modern yang normal atau memang yang dalam hidupnya terobsesi oleh kepuasan merebut milik orang lain?

Saya menjadi semakin bingung, saya belum cukup hebat untuk menjadi bank B dan juga bukan orang yang terpuaskan dengan merebut apa yang masih dimiliki dan dipelihara orang lain. Bila memang cinta itu tidak membutakan, seharusnya saya bisa melihat dan berpikir dengan jernih sehingga tidak berkahir melakukan hal yang bodoh dan konyol.




1 komentar:

Victoria Tunggono mengatakan...

mana post2 berikutnya? katanya release malem ini?? hehehe.. ditunggu..